Opini - Di negeri ini para pendosa di puja bagai pahlawan, mereka seakan tidak tersentuh oleh hukum bahkan mengatur proses perundang-undangan, mereka berada ditataran elite dan diperlakukan seperti raja dengan memiliki fasilitas mewah. Mereka adalah oknum korup yang menduduki jabatan dan berada di lingkaran elit pemerintahan. Mereka bahkan menentukan kebijakan publik yang berhubungan dengan kehidupan orang banyak. Mereka adalah “oknum-oknum” yang mencuri uang rakyat, berdalih peraturan mereka memperkaya diri sendiri. Atas nama pembangunan mereka merampas tanah rakyat, menggusir mereka dari tanah moyangnya. Jutaan rakyat menderita dan hidup dibawah garis kemiskinan dan diantara mereka ada yang terpaksa harus melakukan tindakan tindakan yang tidak patut. Demi bertahan hidup mereka mencuri, mereka merampok bahkan mereka harus saling menghabisi.
Di negeri ini, penjahat jalanan, pencopet, maling jemuran dan penjahat kelas teri lainnya diperlakukan tak lebih buruk dari hewan. Pengadilan jalanan jauh lebih kejam dibanding pengadilan negara. Kasus main hakim sendiri seakan bukan hal yang mengherankan dimana maling meregang nyawa diatas hukum bernama jalanan. Sementara beberapa dari kasus korupsi tidak pernah terungkap pun jika terungkap tidak menyentuh sang dalang karena sang dalang berada di zona aman. Yang tertangkap hanya para cecunguk kecil yang memainkan peran kecil. Sang dalang masih tetap bertahta di singgasananya, tertawa ditemani gundik-gundiknya! Disinilah kita berada, dinegeri para bedebah!
Tentu saja kita harus malu, sebagai salah satu negara besar di dunia dengan kekayaan sumber daya, angka korupsi kita juga berada dideretan tertinggi di dunia, muncul banyak pertanyaan, Apakah penyebab utama di negara kita terjadi korupsi yang begitu parah? Apakah agama yang kita anut sama sekali sudah tidak bisa diandalkan untuk mencegah korupsi? Apakah pemimpin umat dan para cendekiawan sudah tidak bisa diharapkan memberi contoh yang baik kepada khalayak? Apa sajakah yang harus ditempuh untuk bisa menghabisi korupsi? Apakah korupsi memang tidak mungkin diberantas? Apakah bangsa Indonesia memang punya kecenderungan untuk korup?
Begitu banyak pertanyaan yang tak pernah menemukan jawaban, satu hal yang demikian jelas bahwa negara kita sudah keterlaluan busuknya digerogoti penyakit parah bernama korupsi. Bahwa Republik Indonesia sekarang ini adalah negaranya para maling. Ungkapan tersebut terdengar agak keterlaluan. Tetapi mengingat betapa banyaknya korupsi yang merajalela. Pernyataan itu malah masih terlalu lembut. Republik Indonesia adalah negaranya para bedebah!
Perlu kita pertegas dalam pemikiran kita bahwa korupsi adalah maling besar, mereka adalah penjahat. Oknum-oknum penjahat ini mengintai jabatan-jabatan penting dan terhormat di negeri ini.(fy)
0 komentar:
Posting Komentar
SILAHKAN MASUKAN KOMENTAR, SARAN DAN KRITIK ANDA. TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASINYA.