Selamat Datang ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  Bantuan ?
NEWS : || SMS : 0815 7449 7994 | Email : sofyantv@gmail.com

HL

HL
NEWS : || SELAMAT DATANG | |KABUPATEN BEKASI JUARA UMUM PORDA JABAR XII 2014 |DOUBLE TRACK STASIUN CIKARANG MULAI DI KERJAKAN |JALAN NEGARA YOS SUDARSO KALI ULU CIKARANG UTARA RUSAK DAN BERLUBANG | DISINYALIR ADA OKNUM YANG JUAL BELIKAN LISTRIK CURIAN KEPADA RATUSAN PEDAGANG SAYURAN MALAM DI PERTIGAAN SGC |JELANG TAHUN BARU, TEMPAT PENGINAPAN DI PUNCAK MULAI DI BANYAK DI BOKING |TUKAR GULING TERMINAL CIKARANG DENGAN SGC PENUH PENYIMPANGAN |BANYAK JUAL BELI PROYEK APBD DI KABUPATEN BEKASI RESAHKAN KONTRAKTOR BARU | |WARGA CIKARANG INGIN PUNYA ALUN-ALUN KOTA |PEMBANGUNAN ISLAMIC CENTER SARAT DENGAN KORUPSI

Pengamen Pasung Anaknya Selama Tiga Tahun

Written By Red PBT on 30/03/10 | 22.08




Hiper Aktif, Pengamen Pasung Anaknya Tiga Tahun


Bekasi - Seorang balita yang dipasung orang tuanya selama tiga tahun mulai mendapat perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi, Jawa Barat, hari ini Senin (22/2). Balita bernama Gia Wahyuningsih (5) tersebut dipasung dengan cara diikat ke dinding karena dianggap hiper aktif.
Orangtuanya Bachtiar Angkotasan, 48, mengaku terpaksa memasung anaknya karena tidak ada yang merawat. Istrinya, Mimih Nunung Sanjaya, 44, kabur tanpa proses perceraian. "Kalau tidak diikat bisa hilang," kata Bachtiar, kepada wartawan di rumah sakit.
Bachtiar adalah pengamen bus Mayasari Bakti jurusan Bekasi-Jati Bening-Prumpung, Jakarta Timur. Dia mengamen tiap pukul 05.00 dan pulang pukul 11.00 siang. Selama ditinggal mengamen, Gia dijaga kakaknya Agung Santoso (8).
Urusan makan, Bachtiar mengaku meninggalkan makanan ala kadarnya. Dia memasung Gia, di teras rumah supaya tetangganya di Kampung Jati RT 004/ RW 002, Kelurahan Jatimulya, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, melihat dan memberinya makan apabila dirinya belum pulang.
Bachtiar menceritakan, pada usia tiga tahun Gia sangat hiper aktif. Benda apapun yang ditemukan dimakan, dan jika tidak dijaga akan pergi jauh tanpa tahu arah.
Mulai saat itulah dia memasung anak keduanya tersebut. Gia dipasangi ikat pinggang yang dililitkan kain, lalu diikat ke paku besar yang ditancapkan di dinding rumah. Kadang Gia dipasung di dalam rumah, kadang di teras rumah kontrakan. "Selama dipasung dia pernah hilang tiga kali," katanya.
Gia menghilang dua tahun lalu, setahun lalu, dan enem bulan lalu. Setelah dicari-cari, Gia ternyata sedang makan nasi basi di tempat pembuangan sampah tak terlalu jauh dari rumahnya.
Gia terlihat agak kurus dari anak seusianya. Di tempatnya dirawat di ruang Melati 3 rumah sakit Bekasi, Gia tidak pernah berhenti melompat-lompat di atas tempat tidur. Dia juga memasukkan kapas ke dalam mulutnya, padahal baru saja dipakai membersihkan air kencingnya. "Kalau saya bilang seperti kehilangan akal, semua dimakan," kata Bachtiar.
Ahad (21/2) sore lalu, peristiwa pemasungan terhadap Gia terbongkar. Seorang anggota badan pembina desa Jatimulya, melaporkan perihal tersebut ke polisi.
Kepala Kepolisian Resor Metropolitan Bekasi Komisaris Besar Herry Wibowo, mengatakan saat itu juga memerintahkan anggotanya mengambil Gia dari rumah orang tuanya untuk dibawa ke rumah sakit.
Menurut Herry, akibat pemasungan tersebut semakin memperparah kondisi kejiawaan Gia. Sampai usia ke lima belum juga bisa bicara, dan memakan kotoran sendiri. "Yang penting saat ini adalah menyelamatkan kesehatannya," kata Herry.
Gejala awal, Herry melanjutkan, anak tersebut hiper aktif. Karena dipasung, dia menderita gizi buruk dan juga sakit epilepsi atau ayanan. Banyaknya gejala sakit yang mendera anak tersebut membuat pertumbuhan kejiawaannya buruk.
Menurut Herry, tempat memasung Gia sangat tidak manusiawi. Dia tidak pernah mendapatkan sinar matahari, dan berbaring dengan air kencing dan kotorannya sendiri.
Biaya perawatan Gia menjadi tanggungjawab Pemerintah Kabupaten Bekasi. Anak tersebut akan dipindahkan dari rumah sakit Kota Bekasi ke Rumah Sakit Daerah Kabupaten Bekasi, dan mendapat jaminan kesehatan daerah untuk masyarakat miskin. "Dia tanggungan pemerintah karena orangtuanya memang tidak mampu," kata Herry.
Mengenai status hukum orangtua Gia, Herry menyatakan akan memeriksa Bachtiar tetapi setelah perawatan selesai. "Dia (Bachtiar) harus menjaga anaknya di Rumah Sakit," katanya.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bekasi Mustakim, mengatakan seluruh biya perawatan Gia akan ditanggung pemerintah daerah memakai dana bantuan untuk keluarga miskin. "Saya sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah supaya mengurus perawatan Gia," katanya.

0 komentar:

Posting Komentar

SILAHKAN MASUKAN KOMENTAR, SARAN DAN KRITIK ANDA. TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASINYA.