Selamat Datang ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  Bantuan ?
NEWS : || SMS : 0815 7449 7994 | Email : sofyantv@gmail.com

HL

HL
NEWS : || SELAMAT DATANG | |KABUPATEN BEKASI JUARA UMUM PORDA JABAR XII 2014 |DOUBLE TRACK STASIUN CIKARANG MULAI DI KERJAKAN |JALAN NEGARA YOS SUDARSO KALI ULU CIKARANG UTARA RUSAK DAN BERLUBANG | DISINYALIR ADA OKNUM YANG JUAL BELIKAN LISTRIK CURIAN KEPADA RATUSAN PEDAGANG SAYURAN MALAM DI PERTIGAAN SGC |JELANG TAHUN BARU, TEMPAT PENGINAPAN DI PUNCAK MULAI DI BANYAK DI BOKING |TUKAR GULING TERMINAL CIKARANG DENGAN SGC PENUH PENYIMPANGAN |BANYAK JUAL BELI PROYEK APBD DI KABUPATEN BEKASI RESAHKAN KONTRAKTOR BARU | |WARGA CIKARANG INGIN PUNYA ALUN-ALUN KOTA |PEMBANGUNAN ISLAMIC CENTER SARAT DENGAN KORUPSI

BANTUAN BUPATI BEKASI, DI TOLAK OLEH KORBAN BANJIR

Written By Red PBT on 25/01/13 | 13.01

BEKASI – Pemerintah Daerah (Pemda) dan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Kabupaten bekasi dinilai tidak punya konsep yang jelas
dalam menghadapi bencana banjir tahunan. Pemda dan BPBD terkesan
panik, ketika musibah banjir melanda sejumlah kecamatan di wilayah
Kabupaten Bekasi.
Penilaian tersebut mengemuka, menyusul "tragedi memalukan" atas
ditolaknya bantuan berupa dua karung beras dari Pemkab Bekasi yang
diserahkan Bupati Neneng Hasanah Yasin oleh Wahyudin Permana, Kepala
Desa Bojong Sari, Kecamatan Kedung Waringin. Seyogianya, bantuan dua
karung beras itu diperuntukan bagi 2000 Kepala Keluarga (KK) yang
menjadi korban banjir.
"Sungguh sangat memalukan, ada bawahan menolak pemberian bantuan dari
atasannya. Penolakan itu menjadi warning bagi Bupati Neneng Hasanah
Yasin untuk segera melakukan pembenahan di lingkungan Pemkab," kata
Tata Saputra, anggota Komisi C DPRD Kabupaten Bekasi, saat dihubungi
Reaksi Bekasi, kemarin.
Selain melakukan pembenahan di lingkungan Pemkab, Tata Saputra juga
mengkritisi kinerja BPBD dalam mengantisipasi persoalan bencana
banjir. Jauh hari sebelum bencana banjir itu tiba, menurut Tata,
seharusnya BPBD sudah menyiapkan segala sesuatunya. Seperti menyiapkan
peralatan berupa perahu karet dan sebagainya. Sebaliknya, begitu
bencana banjir datang, Pemkab dan BPBD harus sigap dalam menanggulangi
bencana banjir, termasuk mengevakuasi warga yang rumahnya terendam
banjir ke tempat yang lebih aman. "Saya lihat, Pemkab dan BPBD sangat
lamban dalam mengantisipasi bencana tersebut," katanya.
Contohnya, kata Tata, bantuan makanan dan peralatan yang dibutuhkan
para korban banjir, terkesan amburadul lantaran tidak meratanya
pendistribusian bantuan tersebut. "Pemkab dan BPBD sepertinya tak
punya perencanaan yang matang dalam menanggulangi bencana," tegas Tata
Saputra.
Politisi muda dari Fraksi PDI Perjuangan ini mengaku prihatin atas
terjadinya penolakan bantuan dua karung beras dari Pemkab Bekasi
kepada 2000 KK yang menjadi korban banjir di Desa Bojong Sari. "Saya
prihatin mendengarnya (penolakan-red) tersebut. Seharusnya Pemkab dan
BPBD bisa memperhitungkan bantuan yang akan diberikan sesuai dengan
kondisi yang dibutuhkan para korban banjir di sana," ujarnya.
Tata Saputra mengungkapkan, BPBD yang sudah otonom mempunyai tugas
sendiri sesuai dengan tugas, pokok dan fungsi (Tupoksi)-nya, yaitu
menangani bencana, harus siap mengantisipasi ketika bencana itu
datang. "Jangan seperti sekarang, mereka (BPBD-red) justru tidak siap
dan kalangkabut menghadapi bencana. Terlebih dalam mengamati iklim
yang ekstrem seperti ini," tandasnya.
Dihubungi di tempat terpisah, Ketua DPD LSM Penjara Kabupaten Bekasi,
Ergat Bustomi mengatakan, penolakan bantuan dua karung beras dari
Pemkab Bekasi kepada 2000 KK oleh Wahyudin Permana, Kepala Desa Bojong
Sari, merupakan tamparan hebat buat Bupati Neneng Hasanah Yasin.
"Penolakan itu merupakan peristiwa memalukan buat Pemkab Bekasi,
khususnya Bupati Neneng," tegasnya.
Ergat menilai, sejatinya bantuan dua karung beras yang diberikan
Pemkab Bekasi kepada 2000 KK yang diserahkan Bupati Neneng, sangat
tidak pantas. Mengingat antara jumlah korban banjir dengan bantuan
tidak sebanding. "Sangat wajar kalau Kepala Desa Bojong Sari menolak
bantuan Bupati Neneng tersebut," katanya.
Menurut Ergat, mestinya hal terpenting yang dilakukan Pemkab Bekasi
memberikan bantuan berupa makanan yang siap saji dan obat-obatan,
bukan berupa beras yang harus melalui proses yang panjang. "Apakah
pelayan masyarakat itu sudah tidak punya nurani?" tanya Ergat Bustomi.
Sedangkan para pelayan masyarakat itu melihat langsung para korban
banjir di tempat penampungan yang mengharapkan bantuan siap saji.
Menurut Ergat, sungguh ironis ketika para korban banjir tidur di
penampungan dengan beralaskan seadanya, sembari menahan lapar,
sementara para pejabat Pemkab Bekasi yang berkunjung ke lokasi
penampungan menggunakan kendaraan mewah, termasuk Bupati Neneng
Hasanah Yasin menggunakan kendaraan yang harganya miliaran rupiah,
hanya memberikan dua karung beras.
"Mereka benar-benar keterlaluan dan tak punya nurani. Datang ke
penampungan korban banjir dengan kendaraan mewah, tapi cuma nyumbang
dua karung beras," tandas Ergat Bustomi. (sofyan)

0 komentar:

Posting Komentar

SILAHKAN MASUKAN KOMENTAR, SARAN DAN KRITIK ANDA. TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASINYA.