Gunung
Merapi akhirnya memulai fase erupsi, Selasa (26/10/2010) sore. Luncuran
awan panas atau yang biasa disebut wedhus gembel, terjadi hingga empat
kali.Data dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi
Kegunungapian (BPPTK), menyebutkan awan panas pertama terjadi pada pukul
17.02 dan lebih mengarah ke barat.
Luncuran kedua terjadi pada
pukul 17.19, 17.24, dan 17.34. Namun, pantauan luncuran-luncuran berikut
itu tidak bisa terpantau karena terhalang kabut tebal dan diduga
tersebar ke segala arah. Hingga pukul 18.33, awan panas terus meluncur
dan alat seismograf di kantor BPPTK masih terus mencatat pergerakan awan
panas.
BPPTK pun memerintahkan seluruh petugas di lima pos
pemantau gunung Merapi untuk turun dan mengevakuasi diri pada pukul
18.05. Pada saat bersamaan, terdengar 3 kali letusan besar dari pos
Jrakah dan Selo di Magelang.
Sembilan korban tewas akibat terkena
awan panas Gunung Merapi yang seluruhnya laki-laki, hingga Rabu
(27/10/2010) dini hari belum bisa dibawa pulang oleh keluarganya, karena
masih dilakukan visum di Rumah Sakit dr Sardjito, Yogyakarta.Petugas
rumah sakit, Tri Yoga, mengatakan, dari sembilan korban tewas tersebut,
tiga korban --Tarno, Imam Nur Kholik, dan Sipon-- merupakan warga Dusun
Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman,
Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sedangkan dua korban tewas lainnya, Wahono dan Puji Rano, dari Dusun Pelemsari, Desa Umbulharjo.
Selanjutnya, Yamto Utomo dari Dusun Ngrangkang, Desa Umbulharjo, dan Sajiman warga Desa Kepuharjo, Cangkringan.
Seorang korban tewas belum diketahui indentitasnya, yang diduga warga Cangkringan. Seoang lagi adalah editor VIVAnews, Yuniawan W Nugroho dari Cibinong, Bogor.
Ia
mengatakan, jumlah korban yang terluka 14 orang, seorang di antaranya
merupakan relawan bernama Diah Permonosari yang terluka akibat
menyelamatkan seorang korban.
"Relawan yang terluka itu setelah
mendapatkan perawatan di rumah sakit diperbolehkan pulang karena hanya
lecet pada kaki," katanya.
Tri Yoga mengatakan, sejumlah korban
yang mengalami luka bakar di sekujur tubuh masih dirawat di RS Sardjito.
"Kami tidak bisa memastikan membutuhkan waktu berapa lama untuk
memulihkan para korban luka bakar," katanya.
Berdasarkan data,
korban yang selamat mulai di bawa ke rumah sakit pada pukul 19.44 WIB,
kemudian terus bertambah hingga sekitar pukul 23.30 WIB.
Ada lagi
korban luka bakar, Ratmi, berusia 30 tahun, warga Sleman, kemudian Arip
Candra berusia 23 tahun, warga Kedung Sriti, Umbulharjo Cangkringan.
Selain
itu juga Sri Wahyu Nur Irawan (25) dan Mbah Pujo (68), masing-masing
warga Umbulharjo serta Ngatinem (50), warga Kranggah, Umbulahrjo,
Cangkringan.
Selanjutnya, Muji (50) dan Udi Sutrisno (50), warga
Kinahrejo, Cangkringan dan Warjo (50), warga Ngaglik, Sleman dan Tarno
(60), warga Kinahrejo.
Korban lainnya adalah Harno (50) warga
Kinahrejo, dan Bilal (52) dari Panti Nugroho Pakem, serta Mursiyam (45),
warga Pelemsari, Umbulharjo Sleman.
(sumber. kompas, antara.)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
SILAHKAN MASUKAN KOMENTAR, SARAN DAN KRITIK ANDA. TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASINYA.