Sekolah Setop Pembelian Buku Pelajaran Porno

Bogor - Sutisna, Wakil Kepala Sekolah Polisi 4, bidang TU, saat ditemui Media Indonesia di kantornya Kamis siang mengatakan, pihaknya mengetahui adanya kisah berbau porno pada buku pelajaran bahasa Indonesia,  Selasa pagi sekitar pukul 07.30 WIB, saat pihaknya tengah menelaah isi buku.

Kemudian pihaknya juga menerima laporan dari sejumlah orang tua yang sudah menerima.

"Kami tahu jam 07.30, dan jam 09.10 kami langsung minta ke agen untuk setop pembelian buku bahasa Indonesia yang itu," katanya.

Dia mengatakan, sebenarnya pihaknya sudah membaca sejumlah buku contoh sejak tanggal 7 Juli. Dan untuk buku Bahasa Indonesia yang isisnya berbau porno itu baru dibaca pada hari Selasa pagi.

"Ada beberapa buku sebenarnya. Yang lain sudah dibaca. Kita baca-baca buku contoh itu mulai dari tanggal 7 Juli. Tapi buku itu baru hari Selasa, karena memang kondisinya menumpuk di atas meja,"jelasnya.

Menurut dia, sampai diketahui tentang isi buku yang vulgar dan tidak layak untuk konsusmi pelajar SD, sudah ada sekitar 26 buku yang keluar/dibeli orang tua.

Sementara Apendi Arsyad Ketua Dewan Pendidikan Kota Bogor yang juga ditemui di tempat yang sama mengatakan, bahwa isi buku tersebut tidak sesuai dengan misi mulia pendidikan.

Karena itu pihaknya yang berfungsi sebagai agen kontro, suporting kontrol, dan bergerak di tataran itu meminta pihak-pihak terkait untuk segera mencabut seluruh buku-buku tersebut dari dan menghentikan dari segala peredarannya.

Bahkan menurutnya buku tersebut harus langsung di bakar. "Biar tidak difotokopy, setelah ditarik semua langsung saja dibakar."

Seperti diberitakan sebelumnya, buku pelajaran tambahan bahasa Indonesia yang isinya berbau porno beredar di sejumlah sekolah tingkat dasar (SD) di Kota Bogor.

Buku tersebut berjudul Aku Senang Belajar Bahasa Indonesia. Di buku tersebut tertulis untuk SD/MI kelas 6.

Untuk bacaan berbau porno itu berada di halaman 55-60 atau tepatnya dalam cerita Anak Gembala dan Induk Srigala. Buku tersebut disusun Ade Khusnul dan M Nur Arifin. Edisi cetakan pertamanya pada Maret 2013. Sedangkan selaku editor buku tersebut adalah Asep Setiawan.

Telah beredarnya buku pelajaran tambahan berbau porno itu kini menimbulkan keresahan para orang tua murid. Bukan hanya khusus para murid yang bersekolah di SD Polisi 4, tapi juga dari para orang tua pada umumnya. (Dede Susianti)